Kadin Indonesia Siap Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis dan Pembangunan Rumah Murah
Kadin Indonesia siap Sukseskan Program MBG & 3 Juta Rumah
BERITA KADIN
Yerry
1/20/20252 min read


Mendukung Program Makan Bergizi Gratis
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, baru-baru ini menegaskan komitmen Kadin untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia, terutama di kalangan masyarakat yang kurang mampu. Dengan dukungan Kadin Indonesia, diharapkan manfaat dari program tersebut dapat dirasakan oleh lebih banyak warga.
Pembangunan Dapur MBG
Salah satu langkah konkret yang diambil oleh Kadin untuk mendukung program MBG adalah pembangunan dapur MBG. Saat ini, Kadin Indonesia telah mendirikan sebanyak 500 dapur dari target total sebanyak 11.000 dapur MBG yang akan dibangun. Anindya Bakrie mencatat bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari upaya kolektif untuk menghadirkan makanan bergizi kepada masyarakat dengan cara yang lebih efisien dan terjangkau.
Mengoptimalkan Pembangunan Dapur
Dalam pertemuan dengan jajaran Kadin, Anindya mencatat adanya masukan dari rekan-rekan Kadin Institute untuk membuat tutorial dalam pembangunan dapur MBG. Direncanakan, ukuran setiap dapur adalah sekitar 800 m2, dan biaya yang dibutuhkan berkisar antara Rp 2-3 miliar. Dengan adanya tutorial ini, diharapkan setiap stakeholder dan pegiat sosial dapat memahami cara membangun dapur MBG yang sesuai dengan standar yang ditetapkan, sehingga program ini dapat menjangkau lebih banyak masyarakat.
Pembangunan dapur juga diharapkan dapat melibatkan masyarakat lokal sebagai bagian dari pelaksanaan program MBG. Ini tidak hanya memberikan akses makanan bergizi, tetapi juga membuka peluang kerja dan meningkatkan ekonomi lokal di daerah tersebut. Kadin Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi secara maksimal dalam pelaksanaan program yang telah digulirkan oleh pemerintah ini.
Program 3 Juta Rumah
Anindya Bakrie menjelaskan, selain program MBG, pertemuan itu membahas program pembangunan 3 juta rumah murah per tahun yang sedang dilaksanakan pemerintah.
Sebagai mitra strategis pemerintah, menurut Anindya, Kadin Indonesia bakal mendukung program pembangunan 3 juta rumah yang terdiri atas 2 juta unit di perdesaan dan 1 juta di perkotaan. “Teman-teman dari Kadin Provinsi juga bisa berpartisipasi dalam program ini,” kata dia.
Anin optimistis program pembangunan 3 juta unit rumah akan mampu menjadi stimulan bagi perekonomian karena sektor properti memiliki hampir 200 industri ikutan. “Kalau tidak salah, untuk batu bata saja, setiap satu rumah membutuhkan 4.500 bata,” tutur dia.
Anindya menambahkan, pertemuan itu juga membahas investasi dan perdagangan. Kadin Indonesia ingin menjadi mitra pemerintah yang tengah mengimplementasikan berbagai komitmen investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI), salah satunya dari China.
“Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) baru saja kembali dari China. Jadi, kami ingin menjadi mitra pemerintah di bidang ini,” ujar dia.
Investasi, kata Anindya Bakrie, sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, baik dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan penerimaan negara, maupun menarik devisa.
Anindya Bakrie juga merespons positif bergabungnya Indonesia dengan BRICS, aliansi negara-negara ekonomi besar, yang kini beranggotakan 11 negara. Bergabungnya Indonesia dengan BRICS akan membuka akses pasar baru.
Meski demikian, Anin berharap pemerintah tetap dapat menjaga hubungan dengan Amerika Serikat (AS), terutama di bidang investasi, industri, dan perdagangan.
Anindya menambahkan, secara prinsip Indonesia adalah negara nonblok sehingga mempunyai hak yang sama untuk mengakses pasar-pasar baru (pasar nontradisional).
“Tinggal bagaimana menjelaskannya. Karena Indonesia juga mesti maju, mesti berkembang, dan kita tidak berpolitik, kecuali ingin memperluas dan memperkuat perekonomian kita,” tandas Anindya.
Anindya Bakrie menekankan pentingnya memperluas pasar produk dalam negeri ke negara-negara anggota BRICS, seperti India, Afrika Selatan, dan Brasil, mengingat mereka adalah pasar yang besar. Namun, AS tak bisa diabaikan karena potensi pasarnya yang juga besar.